Teropong Kepiluan



Langit mendung mendukung sendumu
Seolah alam sadar bahwa kau tengah berduka
Sayup-sayup kian pasih serumu
Kau terbuang, terasing ditanah kelahiran

Serumu kian  parau rupanya
Pucat pasih memaki peradaban

Anak jalanan metropolitan katanya
Menapak abad mileneal
Apa guna berkoar?
Siapa yang hendak mendengar?
Mati saja kau raga
Hingga ruh-ruh menikam zaman dalam kepekikan.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabatku Nofitri

Perjanjian Buta Aksara