Bimbang (Sebuah narasi untuk sepi)



Aku tidak berani
Aku takut salah mengambil jalan, aku bimbang pada persimpangan.
Akankah ada dirumu yang kubangun dari narasi-narasi panjangku yang tak habisku ceritakan pada malam-malam yang nakal, ataukah mungkin imajiku terlalu liar hingga rindu tak juga kulabuhkan pada sang tuan.
Mengertilah naluriku, menulis adalah darahku, janganlah kau paksakan jamak menjadi tunggal, mengertilah bahwa tak  ada arti apa-apa tanpa kata, adakah yang mampu terungkap tanpa mengungkap?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabatku Nofitri

Perjanjian Buta Aksara