Elegi Hujan



Rindu pernah selebat hujan yang menitik setajam jarum bagi jarak diantara kita
Semestapun turut menari kala itu, aku benar-benar merindu
Kucari titik-titik bayangmu dalam majalah, koran dan horizon
Kudapati kita didalamnya menjelma artikel pejalan

Jejakmu tak mungkin hilang ditanah yang pernah kita pijaki dengan rindu
Bukankah pernah kau katakan bahwa tak ada yang lain selain aku dan Tuhan, sayangku?!
Tak kulupa itu sedikitpun meski mungkin telah hilang tentang kita dalam ingatanmu
Kujejal rindu kala ini seperti tumpukan kain serbet kotor dalam tong sampah
Berharap kubakar suatu masa kelak

Setiap elegi ini adalah suratan kenangan yang menari dihari hujan
seperti deburan ombak yang membawa kabar, turut mencumbui bibir pantai kala ia bergejolak
Adakah doa diantara rindu yang menjelma dari benih-benih pilu yang terlahir dari rahim cinta?
Atau mungkin kita benar-benar telah usang untukmu, lelakiku?!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabatku Nofitri

Meredam Pilu