Oktober dan Dirimu



Oktober dan dirimu
Segerombolan rindu mengepungku, begitu tergesa-gesa menuntutku.
Pada hati sesekali ku bertanya, "bolehkah ku turutkan rasa ini?"
"Aku selalu mendapati jalan buntu bila memikirkanmu, entah ku nikmati saja rindu atau harus ku tekan lagi!?"
Aku terlampau takut untuk merindu.
Takut saja bila sebenarnya rasa yang ku tanggung adalah kehinaan semata

"Untukmu ku harap kau mengerti, jika tak ku ungkap rindu bukan berarti hati tak pernah merindu, namun ada ketakutan pada jiwa ku. Takut bila semua hambar sebelum masanya."

Biarlah rindu menjadi hujjah bagi do'a-do'a kita. Andai kata kita dipertemukan maka biarlah kau temui rasa ku dalam rindu yang terselubung malu
Namun, jika batas-batas kita hanya sekedar merindu maka tak ada yang patut kita sesali sebab tak pernah diantara kita mengumbar janji

Terbanglah..
Cecapi rindu yang ingin kau cecapi. Namun bila kau yakin kelak. Datanglah dan jabat tangan ayahku sebagai bukti bahwa kau benar-benar berani mempertarungkan rindu yang telah menjadi candu.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabatku Nofitri

Perjanjian Buta Aksara