Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Aku Ingin Menjadi

Gambar
Aku ingin menjadi angin itu, yang menyita peluhmu menjadi hawa dingin Aku ingin menjadi air itu, yang menyita hausmu menjadi ketenangan Aku ingin menjadi tanah itu, yang menyita langkahmu menuju ketertujuan  Aku ingin menjadi pepohonan itu, yang menyita lelahmu menjadi sandaran Aku ingin menjadi puncak itu, aroma dingin yang selalu kau rindukan Aku ingin menjadi danau itu, pusat rehat yang selalu kau dambakan Aku ingin menjadi semesta itu, yang menitik sendu atas tangismu, tersenyum lega atas tawamu Aku ingin menjadi lirih sepi hatimu, yang selalu memeluk dalam sepimu Aku ingin menjadi rumah bagimu, yang akan selalu menerimamu sejauh manapun kau meninggalkanku, sesering apapun kau melupakanku,  sedalam apapun kau mengecewakanku.  Aku ingin menjadi rumahmu yang akan senantiasa menyeka tangismu.  Akulah rindu-rindu malam itu, yang senantiasa mengetuk jendela kamarmu.[]

Kasih di Negeri Mimpi

Gambar
Cintaku Inginku ucapkan sepenggal rindu yang tak akan pernah sanggupku utarakan Inginku bersandar dibahu kokohmu yang tak akan pernah bisa kuraih Terlalu deras cinta menghujani batinku Hingga aku lupa bahwa kita berbeda Aku menikmati indahnya semesta yang sering kali kau agungkan Mencintai malam dan langit yang membawa rindu kita bersautan Aku menikmati malam-malam panjang saat lonceng rindu tak membuatmu terkejut Cintaku di negeri mimpi... Hujan adalah kecintaanmu Alam adalah kerabatmu Maka biar rinduku luruh menjadi debu yang hanya mampu turut dalam jejakmu Meski jelas tak kau butuhkan.[]

Belum Ada Judul

Gambar
Apa yang mampu hati sampaikan selain kepasrahan Ini tahun ketiga ragaku menjabat sebagai mahasiswa tapi sampai disini belum ku temukan esensi mahasiswa. Waktu terlalu bengis menertawakan luka Semua tawa dan tangis, kusimpan sepenuhnya sebagai cerita yang akanku riview pada anak-anakku kelak bahwa ibunya pernah menjadi korban waktu Deret cerita jelas tak dapat ku paparkan satu persatu langkahku sudah mulai menua di kampus banyak hal yang sebenarnya ingin ku sampaikan tapi ingatanku terlalu malas untuk mengutak-atik penggalan perjalanan dari waktu ke waktu Aku tak lagi tersiksa oleh rindu sebabku biarkan ia menghujamku dengan belatinya tanpa perlawanan dengan begitu mungkin dia bisa lelah Hatiku terbiasa sepi dan menyendiri hanya bisa menikmati edelwis dibalik coretan para pejalan dan ini yang membuatku sadar betapa pendeknya langkahku selama ini Seperti mahasiswa pada umumnya, aku mulai mengayun langkah pada penyetoran judul penelitian. Ahhh aku ingin tertawa saja lucu ras

Elegi Hujan

Gambar
Rindu pernah selebat hujan yang menitik setajam jarum bagi jarak diantara kita Semestapun turut menari kala itu, aku benar-benar merindu Kucari titik-titik bayangmu dalam majalah, koran dan horizon Kudapati kita didalamnya menjelma artikel pejalan Jejakmu tak mungkin hilang ditanah yang pernah kita pijaki dengan rindu Bukankah pernah kau katakan bahwa tak ada yang lain selain aku dan Tuhan, sayangku?! Tak kulupa itu sedikitpun meski mungkin telah hilang tentang kita dalam ingatanmu Kujejal rindu kala ini seperti tumpukan kain serbet kotor dalam tong sampah Berharap kubakar suatu masa kelak Setiap elegi ini adalah suratan kenangan yang menari dihari hujan seperti deburan ombak yang membawa kabar, turut mencumbui bibir pantai kala ia bergejolak Adakah doa diantara rindu yang menjelma dari benih-benih pilu yang terlahir dari rahim cinta? Atau mungkin kita benar-benar telah usang untukmu, lelakiku?!